Seleksi Spora Platycerium Hasilkan Hibrida Baru Unggul
Pecinta tanaman hias platycerium di Kota Jakarta, Ali Soygeboy, mengoleksi puluhan jenis tanaman paku tanduk rusa yang indah. Pemilik nurseri Soygeboy Platycerium itu mengoleksi berbagai jenis platycerium berkarakter unik dan langka. Nyaris seluruh koleksi tanaman milik Soygeboy—sapaan akrab Ali Soygeboy di dunia tanaman hias, merupakan jenis platycerium eksklusif dan langka.




Perjalanan untuk menghasilkan variasi baru tanaman hias atau sering disebut dengan tanaman hibrida baru membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sajian tanaman dengan berbagai karakter unik yang kita nikmati itu telah melewati rentetan proses yang panjang. Khususnya untuk menghasilkan variasi baru tanaman paku tanduk rusa.
Penangkar tanaman hias di Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Adi Arab, konsisten melakukan semai spora platycerium untuk menghasilkan tanaman hibrida baru. Arab—sapaan akrab Adi Arab di dunia tanaman hias, memulai dari proses seleksi tanaman. “Induk tanaman yang memiliki karakter unik dan stabil menjadi salah satu syarat wajib,” ujar pemilik nurseri Enjoi Platycerium itu.
Sebagai contoh, saat ini Arab sedang mengembangkan tanaman lokal Platycerium willinckii “Shukaku”. Arab mengoleksi tanaman itu sejak 2022. Platycerium willinckii “Shukaku” merupakan tanaman asli Indonesia yang ditemukan di salah satu gunung di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu keistimewaan dari Platycerium willinckii “Shukaku” yakni memiliki compact form.
Daun fertil tebal dengan urat daun yang kentara. Warna silver tanaman membuat tampilan terlihat semakin menawan. Meskipun ciri-ciri karakter unik terlihat ada pada Platycerium willinckii “Shukaku”, Arab tidak bisa serta merta memutuskan memilih tanaman itu untuk dikembangkan melalui sporanya.
Ia memerlukan waktu lebih dari 1 tahun untuk memastikan karakter yang melekat pada Platycerium willinckii “Shukaku” itu benar-benar stabil. Setelah karakter tanaman stabil, Arab memanen spora pada tanaman dewasa. Selanjutnya ia menyemai serbuk spora itu pada wadah khusus yang sudah diisi dengan media tanam khusus pembibitan.
Kejelasan asal usul tanaman menjadi faktor penting untuk menghasilkan hibrida baru. Arab selalu memberikan label informasi yang berisi nama tanaman dan tanggal semai. Sebenarnya tujuannya itu untuk memudahkan proses seleksi tanaman. Tidak semua hasil semai spora membuahkan hasil. Bahkan pernah terjadi tidak ada satu pun tanaman yang terseleksi.
Membutuhkan konsentrasi penuh dan ketelitian tinggi untuk melahirkan hibrida baru yang unggul. Harap mafhum apabila hibrida hasil seleksi kerap memiliki karakter baru yang unik. Saat ini beberapa hasil semai spora Platycerium willinckii “Shukaku” sudah mulai terlihat hasilnya. Beberapa karakter baru tanaman mulai terlihat. Namun, Arab masih memastikan pertumbuhan karakter tanaman yang stabil.
Menurut Arab Platycerium willinckii lokal Indonesia itu memiliki keistimewaan sendiri. Ia tergerak untuk mengkreasikan tanaman lokal lantaran kecintaannya terhadap plasma nuftah Indonesia. Arab juga melakukan semai spora platycerium lokal kebanggaan Indonesia, yakni Platycerium willinckii “Masayu.” Menurut pengamatan Arab, beberapa jenis variasi tanaman dengan karakter baru yang menarik juga sudah mulai terlihat.
Arab juga mengoleksi beberapa platycerium lokal lain yang tidak kalah menarik. Seperti Platycerium willinckii “Anoa” dan Platycerium willinckii “Diablo”. Ia juga menangkarkan platycerium melalui pemisahan original clone (oc). Tanaman hasil pemisahan original clone (oc) memiliki karakter yang sangat mirip dengan induk tanaman.
Berkreasi di dunia platycerium memang menyenangkan. Awalnya Arab hanya mengoleksi beberapa jenis platycerium pada 2020. Itu dilakukan karena sekadar hobi saja. Rasa penasaran yang membuncah membuat Arab fokus berkreasi dengan semai spora pada 2022. Kejelian mata yang dimiliki oleh Arab sudah terlatih sejak dini.
Semasa kecil ia terbiasa membantu orang tua yang juga menggeluti bisnis di dunia tanaman hias. Arab juga mengoleksi dan mengembangkan beberapa jenis tanaman hias lain. Seperti scindapsus, rhaphidophora, homalomena, dan anthurium. Ia mengembangkan tanaman tropis itu dengan cara setek batang dan setek daun.